PERILAKU,KODE ETIK AUDITOR DAN TAHAPAN AUDIT
TEKNOLOGI
Nama
Prayoga Dwi Pangestu 15116787
Randy Muwardani 16116062
Sabilar Rosyad 16116744
Pengertian Audit Sistem
Informasi
Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian
bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset,
memelihara integritas data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara
efektif dan menggunakan sumberdaya secara efisien
Salah
satu teknik penting dalam melakukan evaluasi terhadap suatu teknologi yang
diterapkan adalah dengan melaksanakan Audit Teknologi. Pelaksanaan audit
teknologi dilaksanakan mengacu pada Kode Etik dan Standar serta Pedoman Audit
Teknologi.
Kode
Etik merupakan sebuah sistem dari prinsip-prinsip moral yang diberlakukan
kepada Auditor atau merupakan ketentuan perilaku yang harus dipatuhi oleh
setiap mereka yang menjalankan tugas tersebut. Standar Audit Teknologi
merupakan batasan minimal bagi Auditor Teknologi guna membantu dalam menetapkan
tahap-tahap Audit Teknologi serta prosedur yang harus dilaksanakan atau
diterapkan dalam rangka pencapaian tujuan Audit Teknologi.
Peranan Audit Teknologi
Perkembangan
teknologi yang begitu pesat saat ini banyak dipicu oleh ketatnya persaingan
dalam dunia industri dan perdagangan yang semakin terbuka. Produk-produk
inovasi teknologi tidak dapat disangsikan lagi merupakan salah satu kunci
keunggulan negara-negara maju untuk tetap mempertahankan daya saingnya.
Berdasarkan
The Global CompetitivenessIndex Report 2015-2016 yang dikeluarkan oleh World
Economic Forum (WEF), posisi Indonesia berada pada peringkat ke-33 dari 140
negara, posisi ini menurun dari posisi tahun sebelumnya (2014-2015) yang berada
pada peringkat ke-34 dari 140 negara. Disamping itu, dalam kajian yang
dilakukan oleh IMD (2015) peringkat daya saing Indonesia berada di urutan 42
dari 60 negara.
Bertumpu Pada Kemampuan
Sendiri
Teknologi
dapat dikembangkan sepenuhnya dengan bertumpu pada kemampuan sendiri. Hal ini
akan memberi kesempatan untuk memobilisasi tenaga ahli lokal, menghasilkan
pengertian yang mendalam mengenai teknologi yang dikembangkan, dan terbebas
dari keharusan membayar lisensi teknologi asing.
Mengandalkan Sepenuhnya
Teknologi Asing
Teknologi
dapat didatangkan sepenuhnya dari luar dengan mengandalkan sumber-sumber
teknologi asing. Cara “alih teknologi” seperti ini memang memungkinkan untuk
mendapat teknologi secara cepat dan melakukan loncatan teknologi.
Memadukan Kemampuan
Sendiri dan Sumber Asing
Teknologi
dapat dikembangkan dengan memadukan kemampuan sendiri dan sumber asing. Alih
teknologi memungkinkan mendapat teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dalam
waktu yang lebih cepat dibanding dengan mengembangkan teknologi sepenuhnya
dengan kemampuan sendiri, namun memberikan kesempatan tenaga lokal untuk memahami
teknologi yang didapat dan dapat mengembangkannya lebih lanjut. Alih teknologi
seperi ini cocok bagi Indonesia dan dapat meningkatkan “kemampuan teknologi”
tenaga lokal.
Tahapan Audit Sistem Informasi
Tahapan audit menurut Gallegos. Dalam bukunya “Audit and
Control of Information System” yang mencakup beberapa aktivitas yaitu
perencanaan, pemeriksaan lapangan, pelaporan dan tindak lanjut. Berikut dibawah
tahapan dari audit sistem informasi, adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan ini
yang akan dilakukan adalah menentukan ruang lingkup (scope), objek yang akan
diaudit, standard evaluasi dari hasil audit dan komunikasi dengan managen pada
organisasi yang bersangkutan dengan menganalisa visi, misi, sasaran dan tujuan
objek yang diteliti serta strategi, kebijakan-kebijakan yang terkait dengan
pengolahan investigasi.
Perencanaan meliputi
beberapa aktivitas utama, yaitu:
1. Penetapan ruang lingkup dan tujuan audit
2. Pengorganisasian tim audit
3. Pemahaman mengenai operasi bisnis klien
4. Kaji ulang hasil audit sebelumnya
5. Penyiapan program audit
2. Pemeriksaan Lapangan (Field Work)
Tahap ini yang akan
dilakukan adalah pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
data dengan pihak-pihak yang terkait. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapan
berbagai metode pengumpulan data yaitu: wawancara, quesioner ataupun melakukan
survey ke lokasi penelitian.
3. Pelaporan (Reporting)
Audit Sistem Informasi – Setelah proses pengumpulan data, maka
akan didapat data yang akan diproses untuk dihitung berdasarkan
perhitungan maturity level. Pada tahap ini yang akan dilakukan
memberikan informasi berupa hasil-hasil dari audit. Perhitungan maturity level
dilakukan mengacu pada hasil wawancara, survey dan rekapitulasi hasil
penyebaran quesioner. Berdasarkan hasil maturity level yang mencerminkan
kinerja saat ini (current maturity level) dan kinerja standard atau
ideal yang diharapkan akan menjadi acuan untuk selanjutnya dilakukan analisis
kesenjangan (gap). Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kesenjangan
(gap) serta mengetahui apa yang menyebabkan adanya gap tersebut.
4. Tindak Lanjut (Follow Up)
Tahap ini yang dilakukan
adalah memberikan laporan hasil audit berupa rekomendasi tindakan perbaikan
kepada pihak managemen objek yang diteliti, untuk selanjutnya wewenang
perbaikan menjadi tanggung jawab managemen objek yang diteliti apakah akan
diterapkan atau hanya menjadi acuhan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.